Pages

Rabu, 02 Mei 2012

Tombo Ati

- Kabeh mau sopo siro gelem ngelakoni insya Alloh gusti pengeran ngijabahi ( 5 perkara itu jika di jalani insya Alloh, Alloh ta'ala akan memberikan ketentraman hati ,sehingga keinginan dan do'a - do'a kita akan mudah di kabulkan ). Tombo Ati iku limo perkarane ( obat hati itu ada 5 perkara ) :

1. Kaping pisan moco qur'an sakmanane ( yang pertama membaca Al qur'an beserta artinya ).
2. Kaping pindo sholat wengi lakonono ( yang kedua laksanakan sholat sunah tengah malam ).
3. Kaping telu dzikir wengi ingkang suwe ( yang ketiga berdzikir dan taqorub pada malam hari mendekatkan diri kepada Alloh SWT sampai menjelang subuh ).
4. Kaping papat wetengiro luwenono ( melaksanakan puasa wajib dan sunah secara rutin ).
5. Kaping limo ahli ngilmu kumpulono ( berkumpulah dengan orang orang sholeh,ulama',kyai dan para ahli ilmu agama ).

Welcome to Indosat MMS, An MMS has been sent to you

  • For users with Browsers having JAVA virtual machine, please click here to play the MMS
  • http://202.93.36.12/smil/YOL6LHEO753OZ571336010537.html

  • For users with browsers with no JAVA virtual machine, see attachements
  • Bertaubatlah Hingga Syaithon Putus Asa

    Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Anas RA disebutkan bahwa telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW. Dia lalu berkata, ”Ya, Rasulullah, sesungguhnya aku telah berbuat dosa.” Nabi menjawab, ”Mintalah ampun kepada Allah.” Lelaki itu kembali berkata, ”Aku bertobat, kemudian kembali berbuat dosa. ” Nabi bersabda, ”Setiap kali engkau berbuat dosa, maka bertobatlah, hingga setan putus asa.” Lelaki itu berkata lagi, ”Ya, Nabi Allah, kalau begitu dosa-dosaku menjadi banyak.” Maka, Nabi bersabda lagi, ”Ampunan Allah SWT lebih banyak daripada dosa-dosamu.”

    Hadis Nabi Muhammad SAW ini mengisyaratkan bahwa meminta ampunan kepada Allah SWT selalu berkaitan dengan dosa dan salah. Meminta ampun sering kali dihubungkan dengan bertobat kepada Allah SWT. Keduanya merupakan aktivitas keagamaan yang harus dilakukan setiap manusia. Sebab, manusia adalah ciptaan Allah SWT yang secara fitrah dibekali dengan sikap salah dan lupa.
    Permintaan ampun tidak akan menuai hasil bila tidak disertai dengan bertobat kepada-Nya,dan meminta maaf kepada orang yang dizalimi.
    Tobat merupakan salah satu maqam di dalam dunia tasawuf. Bagi kalangan sufi, bertobat berarti meninggalkan sesuatu yang tercela dan terlarang yang ditetapkan di dalam ajaran agama (Islam) demi mencapai sesuatu yang terhormat, mulia, dan terpuji di sisi Allah SWT.
    Bertobat adalah pengakuan dan penyesalan terhadap perbuatan alpa dan dosa. Ketika ditanya tentang tobat, sufi Sahl Ibn ‘Abd Allah dan Al Junaid menjawab, ”Tobat ialah engkau tidak mengingat dosamu.” Al-Junaid menjelaskan bahwa melupakan dosa berarti tidak lagi mengingat dosa-dosa yang telah diperbuat yang melekat dalam hati.
    Ada tiga syarat yang harus dipenuhi seseorang bila tobatnya ingin diterima Allah.
    Pertama, menyesali diri, karena telah telanjur melakukan maksiat dan melanggar ketentuan-ketentuan agama.
    Kedua, menjauhkan dan meninggalkan diri dari semua maksiat kapan dan di mana saja berada.
    Ketiga, berkemauan dan berjanji pada diri sendiri secara sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi kemaksiatan, karena menyadari bahwa perbuatan maksiat menghalangi hubungan dia dengan Tuhannya dan dapat memutus
    hubungan dengan sesamanya.
    Terakhir, orang yang telah berbuat salah dan mau bertobat, harus meminta maaf kepada orang yang dizalimi. Meminta dan memberi maaf merupakan dasar bagi terwujudnya ishlah. Dalam konteks kehidupan sosial-politik masyarakat kita kini, pemaafan masih tetap relevan.
    Dalam pengertian umum, pemaafan berarti ‘mengingat’ dan sekaligus memaafkan. Dalam Islam, proses ini disebut sebagai muhasabah (introspeksi), yakni saling ‘menghitung’ atau ‘menimbang’ peristiwa-peristiwa pahit yang telah melukai pihak-pihak tertentu.
    Melalui muhasabah, berbagai pihak melakukan perhitungan dan sekaligus penilaian moral terhadap kejadian-kejadian yang pernah berlaku yang mungkin merugikan perorangan maupun masyarakat luas.
    Muhasabah(intropeksi) sangat dianjurkan oleh Islam, sebagaimana yang disebutkan dalam alqur’an Surat al-Hasyr ayat 18 :

    Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (alhasyr 18)

    Pelaksanaannya tidak perlu menunggu akhir tahun atau bahkan bulan Ramadhan seperti sekarang, namun hendaknya dilakukan setiap saat dan setiap detik agar kita mawas diri tentang apa yang telah kita lakukan.
    Paling tidak ada dua hal yang yang patut kita berintropeksi,
    Pertama : perihal hubungan kita kepada Allah SWT (hablumminallah), bagaimanakah hubungan kita dengan Sang Khalik, apakah kita sudah benar-benar melaksanakan apa yang menjadi perintah-NYA dan meniggalkan larangan-NYA?, apakah kita telah menjadi hamba yang bersyukur akan segala ni’mat-NYA?.
    Kedua : Hubungan kita antar sesama makhluk (hablumminannas). Apakah kita sudah benar-benar bergaul antar sesama dengan baik, saling menyangangi dan menghormati?  Apakah kita sudah membantu dan menolong saudara-saudara kita yang tertimpa musibah?, Dan seterusnya.
    Tentunya masing-masing kita tahu akan jawabannya, jadi hendaknya kita selalu menghidupkan ruh muhasabah
    (intropeksi) dalam diri kita masing-masing agar kita selalu berada dijalan yang di ridhoi Allah SWT.
    Marilah kita sama-sama selalu meminta ampunan  kepada sang pencipta semesta alam, ini agar segala dosa-dosa kita yang telah kita perbuat di ampuni Nya. Dan meninggal kan apa-apa yang di larang Allah SWT kepada ummat nya.(PV)
     
    Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos Onlinefreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates